Walau Usia Senja, Ahmad Yahya Tetap Jadi Pejuang Keluarga

Ahmad Yahya (63) penerima manfaat LPM Dompet Dhuafa. (Foto: LPM Dompet Dhuafa)

Usia yang telah lanjut tak menghalangi semangat pria yang dikenal gigih dan ulet ini untuk terus menopang kehidupan keluarganya. Rasa tanggung jawab yang begitu tinggi terhadap keluarga, menjadi semangat Ahmad Yahya (63), dalam menjalani profesinya sehari-hari sebagai kuli panggul di pasar Setu, Kecamatan Cikarang Barat, Kota Bekasi, yang jaraknya berdekatan dengan kawasan tempat tinggalnya.

Sebelum menekuni profesi kuli panggul, Yahya, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini, pernah menekuni usaha di kontrakan tempat tinggalnya dengan berjualan nasi uduk dan gorengan. Namun, dikarenakan usahanya terbilang sepi, ia memutuskan untuk gulung tikar dari usahanya tersebut.

Meski rasa kantuk dan lelah mulai menghadang ketika bekerja, Yahya berusaha untuk bisa menahan keadaan tersebut. Keterbatasan ekonomi yang tengah dirasakannya selama puluhan tahun, membuat ia terus berusaha demi kelangsungan hidupnya. Tak nampak keluhan dan rasa putus asa dalam wajah yang mulai menua itu. Ia tetap bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini.

Apalagi, dengan penghasilan yang diterimanya sangat minim dan tidak menentu. Setiap kali membantu mengangkut barang-barang di pasar, ia diberi upah sebesar Rp 5.000. Dalam sehari, biasanya Yahya mampu mengangkut 5 hingga 10 kali angkutan.

“Biasanya mah dulu masih kuat ngangkut barang. Sekarang udah mulai sering sakit-sakitan. Makanya sekarang nggak banyak juga angkut barangnya,” jelasnya saat ditemui tim survey Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa pada Februari lalu.

Belum lagi, kini Yahya juga mengeluhkan kondisi kesehatannya yang mulai menurun, terutama pada bagian mata. Ia mengaku, penglihatannya mulai tak sejelas dulu, saat ia pernah menjalani profesi sebagai kuli bangunan.

“Ini dulu waktu tahun 2006 kejadiannya saat saya kerja jadi kuli bangunan. Saya lagi angkut semen 1 sak, eh kena debunya ke mata. Mungkin jadi iritasi,” jelasnya.

Meski usianya semakin senja, namun Yahya yang dikenal rajin beribadah ini, memiliki impian dan harapan yang ingin ia wujudkan. Ia berharap, suatu saat ia bisa membuka kembali usaha warung sederhana, untuk mencukupi kebutuhan di masa tuanya. Ia juga mengharapkan, ada bantuan yang datang kepadanya agar apa yang diharapkannya bisa tercapai.

Mendengar keinginan dan kisah kegigihan Yahya, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) memberikan bantuan, untuk menambah modal usaha sebesar Rp 500 ribu untuk membuka usaha warung sederhana di depan kontrakannya seperti berjualan cabe, bawang, beras, gula, kopi dan lain-lain.(uyang)