KONKEP, SULAWESI TENGGARA — Sekolah Guru Indonesia (SGI) telah berhasil menggelar SGI Master Teacher Angkatan 44 di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Pada Minggu (28/11/2021), di Aula Gedung Kantor Bupati Konawe Kepulauan, sebanyak 25 guru honorer dinyatakan lulus dan diwisuda. Acara ini sekaligus mengakhiri program pembinaan dan pelatihan kompetensi guru yang sudah dilaksanakan selama tiga bulan sejak Bulan September hingga Bulan November 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh pengelola pusat SGI Guru Ade Munawar Luthfi, Kepala Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara Hasan Afif, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Konawe Kepulauan Drs. Muhammad Yani, Pengawas, Kepala Sekolah, dan Keluarga para guru.
Selama masa perkuliahan, SGI Master Teacher diadakan secara daring dan luring sebanyak satu kali dalam sepekan selama kurun waktu tiga bulan. Acara wisuda ini diadakan sebagai bentuk penobatan kepada para guru peserta telah tuntas mendapatkan ilmu-ilmu di SGI Master Teacher. Secara serentak di hari yang sama, wisuda ini berlangsung di empat wilayah lainnya yaitu Kab. Musi Rawas, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Bantaeng dan Kab. Lombok Barat.
SGI Master Teacher merupakan program pelatihan dan pendampingan profesi guru yang bertujuan untuk melahirkan guru-guru pemimpin di masa depan dengan menggunakan kurikulum perkuliahan 10 Kepemimpinan Guru Indonesia dalam konten perkuliahannya. SGI Master Teacher ini ke-44 diselenggarakan di 8 (delapan) wilayah, dia antaranya Bengkulu Utara, Musirawas Utara, Lombok Barat, Konawe Kepulauan, Bantaeng, Bone, Kutai Kartanegara, dan Sumbawa.
Nardis, salah satu aktivis SGI yang berdomisili di Konawe Kepulauan menuturkan, tantangan terbesar dalam pelaksanaan program SGI Master Teacher adalah fasilitas belajar seperti jaringan internet yang belum cukup memadai di beberapa lokasi tempat tinggal guru. Alasannya, sebagian besar perkuliahan dilakukan secara daring. Selain itu, jarak yang ditempuh guru saat perkuliahan luring pun cukup jauh dengan kondisi jalan yang masih dalam tahap pembangunan. Namun para guru memiliki tekad yang kuat untuk mengikuti program ini hingga selesai serta siap untuk menjadi pemimpin. Sehingga hal tersebut mendorong Nardis lebih bersemangat dalam menyampaikan materi perkuliahan tiap pekannya.
Di sisi lain, wawasan guru-guru di wilayah ini terkait inovasi dan kreatifitas pembelajaran masih sangat terbatas. Belum lagi dengan tuntutan kebutuhan belajar peserta didik yang terus meningkat dan bervariasi serta adanya acuan standar nasional pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
“Program SGI Master Teacher ini perlu akselerasi pelatihan se-detail mungkin dari pengetahuan dasar sampai pada keterampilan teknis mengajar guru serta pendampingan guru-guru secara intensif oleh pengelola program,” sambung Nardis.
SGI hadir dengan membawa harapan dan semangat baru bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kapasitas, kreasi, dan inovasi dalam pembelajaran demi menyediakan layanan pendidikan berkualitas bagi peserta didik. Momen wisuda ini menjadi penguat niat dan tekad guru untuk mengemban misi mulia tersebut sebagai pengajar, pendidik, serta siap menjadi pemimpin bagi kelas ajar dan lingkungannya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Konawe Kepulauan Muhammad Yani, dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih kepada SGI sebab SGI telah memotivasi dan berkontribusi bagi pengembangan SDM pendidikan di Kab. Konawe Kepulauan. Dan berharap guru-guru yang telah mengikuti program ini dapat mengembangkan inovasi secara professional dalam mengajar untuk memberikan pendidikan yang layak bagi peserta didik. Selain itu, pada wisudawan diharapkan dapat menghadapi perubahan dan menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
“Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memiliki pos anggaran terbesar di Kabupaten. Strategi prioritas pertama yang akan dilakukan adalah pengembangan SDM guru melalui kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan. Strategi prioritas kedua, mempersiapkan Lab. Komputer untuk mengenalkan lebih dekat siswa dengan teknologi. Untuk itu perlu SDM guru yang menguasai cara menggunakan dan mengelola perangkat tersebut,” terang Yani.
Di samping itu, Pincab DD Sultra Hasan Afif menekankan bahwa dana yang digunakan dalam penyelenggaraan program SGI Master Teacher ini merupakan dana zakat yang dikumpulkan dari berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, guru memiliki kewajiban untuk memberikan kebermanfaatan yang berkelanjutan bagi guru yang lain dengan cara berbagi ilmu, mengembangkan inovasi pembelajaran, dan selanjutnya dapat menjadi muzaki-muzaki di masa yang akan datang.
Kegiatan wisuda ditutup dengan pemaparan kesan-kesan perjuangan para guru untuk mendaftarkan diri dan menyelesaikan program ini dengan berbagai tugas yang diberikan yang bersamaan dengan tugas-tugas wajibnya sebagai seorang guru. Yang kerap menjadi kendala adalah jaringan yang internet dan perjuangan membagi waktu antara tugas SGI dengan keluarga dan aktifitas sehari-hari yang cukup padat.
Para guru berharap, program ini menjadi stimulus untuk meluruskan niat sebagai guru, menambah wawasan keilmuan, menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, mengembangkan profesi secara berkelanjutan, memperkuat kecintaan dan kebanggaan terhadap profesinya serta membawa dampak perubahan yang positif bagi para siswa dan pembelajaran di kelas.
Salah satu peserta wisuda, Yani Yustina, SP.d (38), menyampaikan, selama 3 bulan, yang paling berkesan baginya adalah saat super camp. Di situ ia belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik sehingga anak-anak yang kita ajar atau yang kita pimpin mendengarkan dan mengikuti apa yang kita arahkan.
“Secara keseluruhan, saya mendapatkan banyak pembelajaran dan pengetahuan baru di SGI. Setelah saya terapkan di kelas, memang sangat berbeda sekali suasananya. Siswa-siswa jadi lebih aktif, seru, dan senang. Saya pun sebagai guru lebih efektif dalam menyampaikan pembelajaran.” terangnya. (Dompet Dhuafa / Ade / Muthohar)