Wujudkan Generasi Strategis Bersama Strategic Leadership Training 1.0

BOGOR Perubahan terus terjadi dari zaman ke zaman, pola dan tren pun menyertainya. Setiap individu diuji kemampuan kepemimpinannya untuk merespon tren perubahan tersebut. Apakah mereka mampu mengelola dan menjawab tantangan zaman atau justru menjadi orang yang tergilas dengan perubahan. Inilah revolusi industri keempat. Perkembangan generasi millenial dan adanya fenomena shifting paradigma di kalangan aktivis.

Menyadari pentingnya mempersiapkan generasi muda yang peka terhadap perkembangan zaman, pada 1-2 September 2018, Beastudi Indonesia menyelenggarakan Strategic Leadership Training (SLT) 1.0 bertajuk “Berpikir Strategis dan Bergerak Taktis”. Acara yang diadakan di Teater Zikir Zona Madani, diikuti 64 mahasiswa yang telah diterima sebagai penerima Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) dari 18 kampus di Indonesia.

“SLT 1.0 bertujuan memberikan berbagai perspektif tentang kepemimpinan dan perubahan sosial yang dapat dilakukan oleh pemuda,” kata Bayu, selaku Manajemen BAKTI NUSA, yang ditemui di Aula Zikir Zona Madina pada Jumat (31/8).

“Kegiatan ini bertujuan memahami perubahan perspektif kepemimpinan sesuai perubahan zaman dan tren masa depan agar para peserta mampu memiliki kemampuan berpikir strategis, bergerak taktis, dan membangun aliansi strategis dengan lintas stakeholder dalam menyelesaikan isu-isu perubahahan dan kemanusiaan. Kami juga ingin agar mereka menyadari peran pentingnya sebagai pemimpin yang membela, melayani, dan memperjuangkan masyarakat, mencapai aspek transformatif dan melayani dalam profil kepemimpinan BAKTI NUSA,” tambahnya.

Dihadiri oleh pembicara-pembicara yang kompeten di bidangnya seperti M. Syafii El-Bantanie, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan; Purwa Udiutomo, GM Beastudi Indonesia; Bambang Suherman, Aktivis Kemanusiaan; Agung Pardini, Direktur SMART Ekselensia Indonesia; Abdul Khalim, Direktur Makmal Pendidikan; Sunaryo Adiatmoko, Pegiat Kemanusiaan; Arifin Purwakananta, Direktur BAZNAS; Fatchuri Rosyidin, HR Practition, acara ini digadang-gadang menjadi medium titik balik perubahan pemuda Indonesia.

Selama tiga hari, para peserta mengikuti dua kegiatan besar yakni Leadership Sharing oleh para tokoh dan Team Building Kepemimpinan. Leadership Sharing akan berformat presentasi dan story-telling interaktif, di mana satu orang narasumber akan memberikan presentasi dan pemaparan secara mendalam dalam sesi training selama 1,5 jam. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 30 menit. Narasumber akan berdiskusi dan menjawab berbagai pertanyaan dari peserta. Sedangkan Team Building Kepemimpinan lebih menekankan pada pembentukan pribadi pemuda yang kontributif dan mampu bersaing di kancah global.

“Diharapkan setelah mengikuti SLT, para peserta akan memahami dinamika kepemimpinan saat ini dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Selain itu, kami juga ingin agar mereka mengetahui peran penting mereka sebagai generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan yang akan datang,” tutup Bayu. (Dompet Dhuafa/AR/Pendidikan)