PUWOKERTO – Sebanyak 258 anak tuna rungu melakukan screening masal gangguan pendengaran yang dilakukan oleh LKC Purwokerto, Dompet Dhuafa Jawa Tengah, dan Audiotone Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penguatan program Peduli Tuna Rungu Indonesia yang sudah digagas sejak 2016 lalu. Acara digelar di Hotel Santika sejak Jumat (24/02) sampai Sabtu (25/02), pukul 07.00-17.00 WIB. Screening anak tuna rungu melibatkan sekitar 258 anak tuna rungu dari Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.
“Screening yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan telinga dan tes audiometri. Pemeriksaan dilakukan oleh para audiologis yang didatangkan langsung oleh Audiotone dari Jakarta. Dompet Dhuafa dan Audiotone tahun 2017 ini, kembali menguatkan kerjasama dalam program Peduli Tuna Rungu Indonesia,” ujar Titi Ngudiati, Manager LKC Purwokerto.
Latar belakang program Peduli Tuna Rungu Indonesia Dompet Dhuafa, adalah adanya data mengenai anak-anak dengan gangguan pendengaran yang tak sedikit. Menurut badan kesehatan dunia WHO, setiap tahun angka kelaihran bayi dengan keadaan tuna rungu sekitar 0,1 – 0,3%. Sehingga diperkirakan ada 1-3 bayi lahir tuna rungu setiap 1.000 kelahiran. Di Indonesia sendiri, dengan angka kelahiran 2,6% pertahun, maka setiap tahunnya akan ada sekitar 5.000 bayi lahir tuli.
Sementara perhatian bagi anak-anak tuna rungu ini sangat minim. Baik perhatian dari pemerintah maupun swasta. Adapun program Peduli Tuna Rungu Indonesia ini aktivitasnya adalah screening, pemberian alat bantu dengar, dan pendampingan anak-anak tuna rungu.
“Selain memberikan alat bantu dengar kepada anak-anak yang menderita gangguan pendengaran, program ini juga memberikan pendampingan kepada para pasiennya. Pendampingan dibutuhkan selama periode 3 bulan pertama penggunaan alat yang mengharuskan mereka didampingi dalam penggunaan alat secara terus menerus. Sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai suara yang didengar oleh mereka. Beberapa anak yang baru dapat mendengar akan kaget atau tidak nyaman. Oleh karenanya, peran pendamping sangat dibutuhkan untuk suksesnya anak-anak tuna rungu mendengar. Kemampuan mendengar akan berpengaruh terhadap kemampuan anak-anak tuna rungu berkomunikasi, beradaptasi dan beraktivitas sebagaimana anak lainnya,” tambah Titi. (Dompet Dhuafa/Dea)