“Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa pahlawannya”. Masih ingatkah kita dengan ungkapan yang pernah disampaikan Sang Proklamator Soekarno kepada rakyat dalam mengenang jasa para pahlawan?
Ya, pahlawan adalah sosok teladan yang acap kali memberikan inspirasi hidup kepada khalayak banyak. Sosok keteladanannya dapat membekas di dalam hidup seseorang. Momentum Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November biasanya dimaknai untuk mengenang kembali jasa pejuang pada masa silam.
Kita merefleksi pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk mengembangkan potensi spiritual dan sosial diri dalam bidang kita masing-masing dan mengukir prestasi dan bermanfaat bagi sesama. Itulah pahlawan bagi bangsa saat ini.
Namun, seiring dengan meningkatnya globalisasi, mulai dari kecanggihan teknologi yang modern, kehidupan masyarakat khususnya generasi muda saat ini pun cenderung bersikap individualistis, tidak terlalu peduli dan memikirkan orang-orang disekitar yang masih membutuhkan bantuan dan uluran tangan, meski hanya tenaga yang dikeluarkan.
Mengingat keadaan tersebut sudah mulai merasuk kedalam jiwa-jiwa generasi muda saat ini, Dompet Dhuafa hadir dengan memberikan program yang menjawab kekhawatiran tersebut melalui gerakan Dompet Dhuafa Volunteer. Dompet Dhuafa Volunteer merupakan wadah bagi orang-orang yang tergerak dalam misi kemanusiaa dan membantu kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat secara sukarela.
Program Dompet Dhuafa volunteer sendiri memiliki tujuan utama, yakni menciptakan komunitas relawan berbasis dukungan masyarakat untuk gerakan kemanusiaan dan kampanye zakat melaui program-program yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa.
Selain itu, DD Volunteer sendiri telah menjalankan beberapa program yang telah dibentuk. Diantaranya kajian rutin antar calon relawan dan relawan, tranning, dan program lainnya yang mungkin cukup sederhana namun sudah banyak membantu masyarakat.
Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) diinisiasi untuk mengakomodir kegiatan kemanusiaan khususnya kebencanaan. Hingga saat ini, jumlah relawan yang terdaftar di DDV ada 5300 orang. Namun, menurut Muharram Atha Rasyadi, staf Pengembangan Jaringan dan Aliansi Dompet Dhuafa jumlahnya lebih banyak.
“Kenyataannya jumlah tersebut lebih banyak karena setiap bencana, Disaster Management Centre Dompet Dhuafa di daerah juga menghidupkan relawan lokal di sana”, ujar Atta ketika ditemui di kantor Dompet Dhuafa pusat.
Ditambahkan oleh Atta, sebagian besar relawan yang aktif berusia 18-26 tahun, atau usia mahasiswa. Perkuliahan yang hanya mengerjakan skripsi atau tugas akhir membuat mereka menggunakan waktu luang untuk menjadi relawan. Tidak dipungkiri, ada juga relawan ibu-ibu yang membantu di dapur umum.
Salah satunya Meli Erlina relawan ibu-ibu yang pernah membantu di dapur umum untuk pengungsi Rohingya. Saat diwawancara, selama sepuluh hari di Langsa, Aceh, dia harus memasak nasi untuk 700-an pengungsi.
“Masak untuk tujuh ratus orang capek. Tapi itu semua terbayar dengan senyum mereka. Ada kepuasan tersendiri saat melihatnya”, tutur Meli di sela-sela kesibukannya memasak beberapa waktu lalu.
Aktif dalam kegiatan sosial dan kerelawanan menjadi salah satu upaya dalam menumbuhkan rasa kepekaan untuk saling peduli terhadap sesama. Seperti yang ditunjukkan Nur Hafni Nasution (23), karyawati di salah satu perusahaan swasta di bilangan Jakarta ini. Kecintaannya dalam kegiatan kemanusiaan membuat ia bergabung dalam program kerelawanan Dompet Dhuafa Volunteer.
Bagi perempuan kelahiran Lampung, 23 Maret 1991 ini, aktif dalam dunia sosial telah lama digelutinya. Semasa kuliah, mahasiswi alumni Universitas Sumatera Utara (USU) ini, sering mengikuti kegiatan sosial yang digelar di kampusnya.
Menginjak satu tahun bergabung dalam keluarga besar Dompet Dhuafa Volunteer, Hafni, demikian sapaan akrabnya menceritakan, berbagai kegiatan kemanusiaan telah dijalaninya seperti Jambore Anak Yatim, Kampanye Kepedulian Lingkungan (Peringati Hari Bumi), Bakti Sosial Ramadhan (Cuci Mukena), dan kegiatan kemanusiaan lainnya.
“Alhamdulillah, kontribusi saya semakin bertambah dalam bidang kemanusiaan setelah gabung bersama Dompet Dhuafa Volunteer,” ucapnya.
Kepuasan batin menjadi capaian Hafni setelah menjalani kegiatan sosialnya bersama Dompet Dhuafa. Menurutnya, rasa senang yang didapatkannya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ia hanya mampu tersenyum dan merasakan kenikmatan tersendiri setelah membantu orang lain.
“Rasanya sulit diungkapkan, ibaratnya uang pun tak dapat membeli rasa senang kita setelah melakukan hal yang bermanfaat,” tambahnya.
Hafni berharap, semangat kerelawanan dan kepedulian antar sesama terus terbentuk pada generasi muda bangsa ini. Karena generasi muda inilah yang menjadi ujung tombak negara ini dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh relawan. Mereka rela meninggalkan hidup nyaman untuk membantu sesama. Tenaga, waktu, pikiran, bahkan materi rela mereka berikan tanpa pamrih. Relawan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. (Dompet Dhuafa/Uyang)