Yusuf, Santri Muda PTGL Bertekad Kuat dari Gunung Kidul

SUKABUMI, JAWA BARAT — Di antara deretan santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi, ada salah satu sosok remaja penuh semangat bernama Muhammad Yusuf Al Qordhowi. Usianya baru 16 tahun, namun semangatnya untuk menuntut ilmu agama begitu besar. Yusuf, yang berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta, telah menaruh harapannya menjadi santri sejak ia kelas 2 SD.

Inspirasi untuk menjadi santri muncul ketika Yusuf melihat sang kakak yang lebih dulu menapaki jalan itu. Sejak saat itu, Yusuf bertekad untuk mengikuti jejak kakaknya. Setelah lulus SD, Yusuf pun memutuskan untuk nyantri di wilayah Klaten, Jawa Tengah. Sekarang, takdir membawanya ke PTGL pada tahun ini untuk melanjutkan pendidikan tingkat SMA.

Di balik itu, kisah keluarga Yusuf cukup mengharukan. Sebelumnya kedua orang tua Yusuf bekerja sebagai guru sekaligus berjualan sayur untuk menghidupi keluarga. Namun, sebuah musibah menimpa ayah Yusuf pada tahun 2009 silam. Beliau jatuh dari pohon mahoni saat mencari pakan ternak dan mengalami kelumpuhan. Sejak saat itu, perekonomian keluarga semakin sulit, bahkan sempat tinggal di panti asuhan. Bangkit dari itu, kini, kedua orang tua Yusuf mencari nafkah dengan menjadi guru ngaji, berjualan nasi kuning dan rengginang tiwul.

Baca juga: Lulus eTahfidz, Salman Siap Jajaki Dunia Bisnis Syariah

Potret seorang Muhammad Yusuf Al Qordhowi (16), salah satu santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi asal Gunung Kidul, Yogyakarta.
Potret seorang Muhammad Yusuf Al Qordhowi (16), salah satu santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi asal Gunung Kidul, Yogyakarta.
Beberapa koleksi bacaan buku Muhammad Yusuf Al Qordhowi, salah satu santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi asal Gunung Kidul, Yogyakarta.
Beberapa koleksi bacaan buku Muhammad Yusuf Al Qordhowi, salah satu santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi asal Gunung Kidul, Yogyakarta.

PTGL sendiri merupakan pesantren yang dibangun di atas tanah wakaf dari keluarga Benyamin Parwoto. Diwakafkan pada tahun 2018 dan mulai dibangun pada 23 Desember 2020. Setelah gagah berdiri, Masjid As-Sa’adah ini mulai difungsikan pada awal tahun 2023. Pesantren ini dikelola oleh Dompet Dhuafa dengan konsep wakaf produktif. Saat ini, kegiatan pesantren masih berpusat di Masjid As-Sa’adah, sementara asrama santri masih berupa aula yang menampung hingga 34 orang.

Meskipun fasilitas belum lengkap, Yusuf dan santri lainnya tetap semangat dalam menuntut ilmu. Mereka belajar di masjid dan turut aktif membantu petani lokal merawat kebun wakaf produktif dengan konsep green house. Selain itu, Yusuf dan teman-temannya juga mencoba bercocok tanam cabai dan memelihara ayam.

Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kanan) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi saat turut aktif membantu petani lokal merawat kebun wakaf produktif dengan konsep green house.
Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kanan) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi saat turut aktif membantu petani lokal merawat kebun wakaf produktif dengan konsep green house.
Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kanan) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi saat turut aktif mencoba bercocok tanam cabai.
Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kanan) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi saat turut aktif mencoba bercocok tanam cabai.
Kawasan lahan wakaf Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi dan kebun wakaf produktif dengan konsep green house.
Kawasan lahan wakaf Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi dan kebun wakaf produktif dengan konsep green house.

Di tengah aula masjid yang sempit dan pengap, para santri PTGL dengan penuh ketekunan menghafal ayat-ayat suci Al-Quran. Ruangan yang seharusnya menjadi aula kini menjadi tempat tidur sementara, karena belum adanya bangunan asrama. Meskipun kondisi ini jauh dari ideal, semangat para santri untuk menjadi penghafal Quran tetap membara.

Aula yang mereka tempati terasa pengap karena minimnya ventilasi. Meski demikian, di antara segala keterbatasan ini, semangat para santri tidak pernah padam. Mereka terus berjuang, menjadikan keterbatasan fasilitas bukan sebagai penghalang untuk mencapai mimpi mereka menjadi hafizh Quran.

Baca juga: Masjid As-Sa’adah Gagah Berdiri, Pesantren Tahfizh Green Lido Lanjutkan Pembangunan Gedung Asrama

Santri melintas di lorong depan aula Masjid As-Sa’adah yang sekaligus menjadi asrama tempat tinggal para santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi. Sepanjang lorong tersebut juga santri manfaatkan sebagai tempat menjemur pakaian.
Santri melintas di lorong depan aula Masjid As-Sa’adah yang sekaligus menjadi asrama tempat tinggal para santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi. Sepanjang lorong tersebut juga santri manfaatkan sebagai tempat menjemur pakaian.
Seorang santri membaca buku di sebuah aula Masjid As-Sa’adah yang sekaligus menjadi asrama tempat tinggal para santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi.
Seorang santri membaca buku di sebuah aula Masjid As-Sa’adah yang sekaligus menjadi asrama tempat tinggal para santri Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi.

Yusuf telah mengalami beberapa momen berkesan selama satu bulan di PTGL. Salah satunya adalah ketika ia berhasil menghafal 10 juz dalam waktu singkat. Hal ini membuatnya merasa sangat bahagia. Selain itu, Yusuf juga menikmati suasana kekeluargaan di antara santri-santri lainnya. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain.

“Target saya tahun ini adalah hafal 30 Juz. Saat ini sudah 10 Juz, mohon doanya semoga dimudahkan,” ucap Yusuf dengan penuh keyakinan.

Yusuf memiliki cita-cita yang tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikan di PTGL, ia ingin melanjutkan kuliah di bidang agama dan komunikasi. Ia berharap dapat menjadi seorang ustadz atau pendakwah yang bermanfaat bagi masyarakat. Yusuf juga ingin kembali ke kampung halamannya untuk membantu mengembangkan pendidikan agama di sana.

Kegiatan belajar para santri di Masjid As-Sa’adah, Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi.
Kegiatan belajar para santri di Masjid As-Sa’adah, Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi.
Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kiri) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi membaca buku dan bercengkrama di sela waktu istirahatnya di aula sekaligus asrama tinggal mereka.
Muhammad Yusuf Al Qordhowi (kiri) bersama santri lain Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL) Sukabumi membaca buku dan bercengkrama di sela waktu istirahatnya di aula sekaligus asrama tinggal mereka.

Baca juga: Generali Indonesia Apresiasi Pesantren Tahfidz Berbasis Wakaf Dompet Dhuafa

Muhammad Yusuf Al Qordhowi adalah sosok inspiratif bagi generasi muda. Kisah Yusuf menjadi bukti bahwa semangat belajar dan keinginan untuk meraih cita-cita tidak mengenal batas, meski harus menghadapi berbagai tantangan. Tujuan Yusuf menjadi santri sangat mulia. Ia ingin membahagiakan orang tuanya dan meraih ridho Allah. Kegigihan dan ketaatan Yusuf pada orang tua sangat inspiratif.

Semoga Yusuf dan santri lainnya terus berprestasi dan menjadi generasi muda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa. Mereka bermimpi menjadi penghafal Quran yang hebat, namun fasilitas yang kurang mendukung. Mari kita berikan mereka ruang yang layak untuk belajar dan beribadah. Donasi Anda melalui digital.dompetdhuafa.org/wakaf/asramaetahfidz akan berbuah bagi hidup dan masa depan Yusuf juga santri lainnya. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Dhika Prabowo
Penyunting: Dedi Fadlil