Zainullah, Peserta CFP Dompet Dhuafa Pencipta Bambu Elektronik

JAKARTA — Seiring dengan perkembangan teknologi, wirausaha baru berbasis industri kreatif juga semakin meningkat. Berbagai macam inovasi kerajinan tangan juga meningkat. Peralatan elektronik unik pun turut digandrungi masyarakat. Melihat perkembangan tersebut, Zainullah, warga Kecamatan Bogor Barat, Jawa Barat, berinisiasi untuk membuat peralatan elektronik berbahan dasar kayu bambu.

“Tahun 2012 pertama kali saya punya inisiatif untuk bikin alat elektronik dari bambu. Saat itu saya terinspirasi produk serupa buatan Cina. Saya memilih bambu karena bambu adalah salah satu kekayaan Indonesia. Dari sekian tempat di Indonesia yang pernah saya kunjungi, tidak ada yang tak punya bambu di sana,” ungkap pria paruh baya tersebut.

Produk buatan Zainul tersebut sudah beberapa kali mengikuti pameran dan kompetisi hingga tingkat Nasional. Saat kami temui seusai penjurian Call For Proposal (CFP) oleh Dompet Dhuafa di Hotel Arimbi Pejaten, Jakarta Selatan, pada Jumat (2/5/2019), Zainul mengaku ia dan timnya dapat membuat berbagai macam peralatan elektronik dari bambu.

“Saya dan tim, berarti ada enam orang. Kami dapat mengolah kayu bambu dan mejadikannya barang elektronik yang bernilai tinggi,” ujarnya.

Sampai saat ini, tim Zainul ada 5 orang. Mereka tak lain juga merupakan santrinya di pesantren yang diasuhnya. Ia membagi santrinya menjadi dua. Pertama, santri ngaji, yang jumlahnya ada 80 santri. Kedua, santripreneur. Jumlahnya 10 santri, 5 yang sudah produktif dan 5 lagi masih dalam tahap pembinaan. Yang dimaksud produktif adalah mereka yang sudah bisa memproduksi bambu elektronik tanpa pengawasan Zainul.

Ia juga mengatakan pernah ada seseorang yang membeli produknya dengan harga yang sangat tinggi. Namun ia juga sangat menyayangkan, usaha kecilnya tersebut kurang mendapat perhatian dari pemerintah. “Boro-boro kementrian mas, pemerintah daerah aja ngga ada yang perhatian. Padahal sudah beberapa kali menang kompetisi di tingkat daerah, bahkan Nasional,” ungkapnya dengan nada sedeikit kecewa.

Kurangnya mendapat perhatian dari pemerintah setempat tidak menjadikan Zainul putus asa. Ia terus mencari cara supaya usahanya dapat berkembang. Salah satunya yaitu dengan mengikuti program yang diadakan oleh Dompet Dhuafa Ekonomi, yaitu Call For Proposal (CFP).
Ia sangat berharap dengan program Dompet Dhuafa tersebut, ia dan timnya dapat mengembangkan usahanya.

“Apabila di Dompet Dhuafa ini proposal kami bisa goal, nantinya kami akan meningkatkan kapasitas produksi, termasuk penambahan 20 teknisi lagi, yang akan kami edukasi dari nol. Seperti para teknisi lainnya,” ungkap Zainul dengan penuh harapan.

Sejauh ini, sistem penjualan yang dilakukan oleh Zainul dan timnya adalah by order. “Ada permintaan. Kami minta DP 50%, kemudian baru kami produksi,” ujarnya.

Kendala utama yang dirasakan Zainul adalah pada kapasitas produksi. Ia mengaku bahwa sebenarnya banyak sekali permintaan, namun karena keterbatasan mesin produksi dan teknisinya, permintaan itu seringkali ditolak. Bahkan saat Asian Games 2018, ada pemintaan 8.000 pcs jam bambu yang harus diselesaikan dalam 4 bulan. Setelah Zainul menghitung-hitung kapasitas yang dimilikinya, Zainul dan timnya hanya mampu memproduksi sebanyak 4.000 pcs dalam jangka waktu tersebut. Akhirnya Zainul menolak permintaan tersebut. “Padahal, saat itu mereka menawarkannya dengan harga yang lumayan juga,” imbuhnya.

Barang-barang yang mampu diproduksi oleh Zainul bermacam-macam. Seperti: radio, flashdisk, jam meja, jam dinding, dudukan laptop, speaker, jam gravitasi, jam dinding, dan peralatan elektronik lainnya.

“Harapannya apabila kami bisa kerja sama dengan Dompet Dhuafa, kami dapat mengembangkan ke produk properti rumah tangga,” tambah Zainul.

Zainul mengungkapkan bahwa tujuan utama bekerja sama dengan Dompet Dhuafa adalah dapat membawa manfaat bagi semua orang, khususnya kalangan bawah. Seperti juga tujuannya mendirikan usaha bambu elektroniknya. Nantinya ia ingin mempekerjakan orang-orang yang memang sangat membutuhkan pekerjaan. (Dompet Dhuafa/Muthohar)