Salah satu perkara dunia yang banyak dikhawatirkan oleh umat manusia adalah rezeki. Banyak orang yang rela banting tulang pergi pagi pulang malam hanya untuk mencari rezeki hingga melalaikan akhirat. Namun seringkali hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan besarnya usaha yang dikeluarkan, hingga menimbulkan pertanyaan “apakah betul bahwa rezeki tidak akan tertukar?” Seringkali kata kata bijak rezeki tidak akan tertukar tersebut menjadi permasalahan yang sering ditanyakan oleh banyak kaum muslimin.
Ada seseorang yang dikaruniai rezeki melimpah dengan bergelimang harta yang didapatkan karena usaha dan kerja kerasnya selama hidup, namun ada juga orang yang bahkan dari lahir sudah diberi karunia harta yang melimpah.
Sebaliknya ada orang yang bekerja keras terus menerus sepanjang hidupnya, namun tidak kunjung mendapatkan hasil yang cukup. Ada juga seseorang yang bermalas-malasan, namun seketika bisa menjadi kaya mendadak. Bagaimana islam menanggapi hal tersebut?
Baca juga: Sumber-sumber Rezeki Dalam Islam
Apakah Rezeki Tidak Akan Tertukar?
Sebelum membahas apakah rezeki bisa tertukar, penting untuk mengetahui apa itu rezeki. Rezeki adalah segala pemberian Allah yang bermanfaat, berdaya guna bagi setiap makhluk, serta dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan. Rezeki juga berarti anugerah, karunia atau pemberian dari Allah untuk makhluknya.
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.” (Q.S Ar-Rum: 40)
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa rezeki bukan hanya sekedar harta. Sesungguhnya rezeki meliputi seluruh aspek kehidupan manusia seperti kesehatan, kepintaran, keluarga dan yang lainnya. Nikmat rezeki tersebut yang seringkali dilupakan oleh manusia.
Sesungguhnya Allah telah menjamin rezeki seseorang, bahkan sebelum ia dilahirkan. Jadi tidak mungkin ada seseorang yang rezekinya tertukar, karena Allah telah mengaturnya dari ribuan tahun sebelumnya. Hal ini terdapat dalam sebuah hadits berikut:
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (H.R Muslim).
Hadits rezeki tidak akan tertukar tersebut menjelaskan bahwasannya Allah telah mengatur segala takdir seluruh makhluknya. Selain hadits di atas, dalam Al-Quran ada ayat rezeki tidak akan tertukar lainnya dengan lebih gamblang yaitu berikut:
Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya. (QS. Hud: 6).
Baca juga: Istilah-istilah Ekonomi Dalam Islam
Jika Rezeki Sudah Diatur Untuk Apa Bekerja?
Allah menjamin rezeki setiap makhluknya, namun Allah tetap memerintahkan makhluknya untuk berusaha dan berdoa. Kita tidak akan pernah tahu sebuah takdir hingga takdir itu terjadi. Maka sebagai seorang muslim diwajibkan untuk berusaha bekerja sungguh-sungguh dan banyak beramal kebaikan untuk menyambut takdir kita, karena kita akan dipermudah menuju takdir kita.
Dalam sebuah hadits yang panjang para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah tentang permasalahan tersebut:
“Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha?”
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.”
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: “Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara.” (H.R Muslim)
Hadits di atas menunjukan bahwa setiap muslim diperintahkan untuk berusaha mendapatkan rezeki. Hal tersebut karena takdir seorang hamba akan mengarah sesuai dengan apa yang ia perbuat.
Mengapa Allah Tidak Melapangkan Rezeki yang Sebesar-sebesarnya Bagi Umat Manusia?
Setiap orang memiliki kadar rezeki yang berbeda-beda. Ada seseorang yang memiliki harta berlimpah, kesehatan dan keluarga yang harmonis. Namun ada juga orang yang tidak memiliki salah satunya, bahkan ada yang tidak memiliki itu semua.
Allah adalah Dzat yang maha mengetahui, Ia menakdirkan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Allah mengetahui atas apa yang Ia berikan kepada hambanya.
“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Q.S Asy-Syuraa: 27)
Sebagai seorang hamba hendaklah kita bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Apa yang kita miliki bisa jadi itu yang terbaik untuk kita namun kita tidak menyadarinya. Bisa jadi apa yang tidak kita miliki itu bisa mendatangkan keburukan bagi kita, sungguh Allah maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya.
Allah menjadikan rezeki setiap makhluknya berbeda-beda bukan tanpa tujuan. Hal tersebut sebagai ujian bagi makhluknya untuk melihat siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya. Allah menjelaskan hal tersebut dalam ayat berikut:
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S Al-Mulk: 2)
Baca juga: Tips Mengelola Keuangan di Tengah Pandemi
Nasihat Bagi yang Rezekinya Sedikit
Allah adalah Dzat yang maha pengasih. Ia mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya, seringkali seseorang mengeluh karena merasa rezeki yang didapatnya sangat sedikit. Hal tersebut bisa jadi karena ujian dari Allah. Tentu jika menjalaninya dengan sabar akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah pada hari akhir nanti.
Di antara hikmah lainnya bagi seseorang yang rezekinya sedikit adalah dimudahkannya hisab di akhirat nanti. Bisa jadi itu adalah bentuk pertolongan Allah agar mempermudah hisab kita di akhirat nanti.
Ditulis oleh: Abizar Daffa